Kisah:
A dan B sudah lama berpacaran, hubungan mereka diketahui oleh kedua orang tua, baik orang tua A maupun orang tua B. Intinya, kedua keluarga sudah saling kenal. A seorang perempuan, sedangkan B laki-laki.
A menilai B sebagai anak mama, apa-apa menurut apa kata mama. Makin lama A (perempuan) berpikir, jika kelak menikah dengan B dan masih seperti ini, gak bakalan maju.
A didekati sama C (laki-laki). Karena banyak kecocokan dan A menilai C lebih bisa menatap masa depan, akhirnya A berpisah dari B. Dan di akhir cerita A menikah dengan C, hidup di kota lain dan bahagia.
Tanpa sepengetahuan C (suami), si A (istri) masih sering kontak dengan B (mantan) lewat SMS dan situs jejaring sosial, untuk bertemu langsung tidak mungkin, karena tinggalnya beda kota.
Si A masih sering memberi perhatian kepada B sebagai bentuk rasa bersalah karena menikah duluan. Misalnya memberi ucapan selamat ulang tahun, nanya apa kabar, dll. Dan hal ini berlangsung lama.
Setelah lebih dari 7 tahun, entah siapa yang menyuruh atau seruan kata hati, si A tiba-tiba telpon ke B. Kontak selama ini hanya dilakukan via SMS atau chatting, tapi kali ini si A telpon.
A: "hallo..."
(suara di seberang): "ya hallo... ini siapa?"
A: (ini suara perempuan, bukan suara ibunya B, lalu balik nanya) "ini siapa ya?"
(suara di seberang): "aku D, istrinya B. Mba siapa ya?"
A: "Aku A, mantannya si B. Emang B udah nikah ya?"
(suara di seberang): "sudah mba, anakku udah 2"
A: GUBRAKKKK....@@@%%%
A merasa tertipu, tidak dikasih tahu kalau ternyata B juga sudah menikah dan punya anak dua. Selama ini dia masih memberi perhatian ke B karena B selalu bilang bahwa dia terpuruk setelah putus dari A. Gubrakkk....
(hai...serius amat bacanya....nyantai aja...hihi....) lanjutin bacanya... :)
Dalam hati A merasa dibohongi, dia melakukan itu semua karena merasa bersalah udah nikah duluan. B yang tidak cerita kalau dia juga sudah menikah dan punya anak, merasa tersanjung, mendapatkan perhatian, ucapan selamat dll, baca sms dari A sambil senyum2 (Lu bisa juga gue boongin, gue bilang terpuruk dll, dan akhirnya lu perhatian ma gue), dll.
Menurut kalian, jadi siapa yang egois? si A atau si B? siapa yang salah? A atau B?
Hal seperti cerita di atas banyak kita temui di kehidupan sehari-hari walau beda versi.
Bagi teman-teman yang pernah dikecewakan, dilarang memaki-maki di kolom komentar.
Itu semua proses pendewasaan diri.
A dan B sudah lama berpacaran, hubungan mereka diketahui oleh kedua orang tua, baik orang tua A maupun orang tua B. Intinya, kedua keluarga sudah saling kenal. A seorang perempuan, sedangkan B laki-laki.
A menilai B sebagai anak mama, apa-apa menurut apa kata mama. Makin lama A (perempuan) berpikir, jika kelak menikah dengan B dan masih seperti ini, gak bakalan maju.
A didekati sama C (laki-laki). Karena banyak kecocokan dan A menilai C lebih bisa menatap masa depan, akhirnya A berpisah dari B. Dan di akhir cerita A menikah dengan C, hidup di kota lain dan bahagia.
Tanpa sepengetahuan C (suami), si A (istri) masih sering kontak dengan B (mantan) lewat SMS dan situs jejaring sosial, untuk bertemu langsung tidak mungkin, karena tinggalnya beda kota.
Si A masih sering memberi perhatian kepada B sebagai bentuk rasa bersalah karena menikah duluan. Misalnya memberi ucapan selamat ulang tahun, nanya apa kabar, dll. Dan hal ini berlangsung lama.
Setelah lebih dari 7 tahun, entah siapa yang menyuruh atau seruan kata hati, si A tiba-tiba telpon ke B. Kontak selama ini hanya dilakukan via SMS atau chatting, tapi kali ini si A telpon.
A: "hallo..."
(suara di seberang): "ya hallo... ini siapa?"
A: (ini suara perempuan, bukan suara ibunya B, lalu balik nanya) "ini siapa ya?"
(suara di seberang): "aku D, istrinya B. Mba siapa ya?"
A: "Aku A, mantannya si B. Emang B udah nikah ya?"
(suara di seberang): "sudah mba, anakku udah 2"
A: GUBRAKKKK....@@@%%%
A merasa tertipu, tidak dikasih tahu kalau ternyata B juga sudah menikah dan punya anak dua. Selama ini dia masih memberi perhatian ke B karena B selalu bilang bahwa dia terpuruk setelah putus dari A. Gubrakkk....
(hai...serius amat bacanya....nyantai aja...hihi....) lanjutin bacanya... :)
Dalam hati A merasa dibohongi, dia melakukan itu semua karena merasa bersalah udah nikah duluan. B yang tidak cerita kalau dia juga sudah menikah dan punya anak, merasa tersanjung, mendapatkan perhatian, ucapan selamat dll, baca sms dari A sambil senyum2 (Lu bisa juga gue boongin, gue bilang terpuruk dll, dan akhirnya lu perhatian ma gue), dll.
Menurut kalian, jadi siapa yang egois? si A atau si B? siapa yang salah? A atau B?
Hal seperti cerita di atas banyak kita temui di kehidupan sehari-hari walau beda versi.
Bagi teman-teman yang pernah dikecewakan, dilarang memaki-maki di kolom komentar.
Itu semua proses pendewasaan diri.
PEREMPUAN!!!
ReplyDeleteA, karena dia lebih mementingkan kepentingan dia sendiri. seharusnya dia bisa bicara dulu baik2 dengan B, bukan dengan langsung mengambil kesimpulan untuk berpisah dengan B karena tidak sejalan...
ReplyDelete